Medinfras

Seminar Nasional Data Management & AI for Healthcare

Sebagai anggota dari Asosiasi Healthcare Indonesia (AHI), PT Quantum Infra Solusindo sebagai perusahaan pengembang aplikasi SIM-RS akan berjalan berdampingan dengan praktik-praktik terbaik di dunia Kesehatan. Pada Seminar Nasional Data Management dan Artificial Intelligence for Healthcare yang diselenggarakan oleh CIO Healthcare Indonesia,  menekankan bahwa pada Era transformasi digital di sektor kesehatan telah mengubah cara pengelolaan data dan pelayanan medis. Data kini menjadi aset strategis yang harus dikelola secara sistematis agar dapat mendukung inovasi dan pengambilan keputusan berbasis bukti. Dalam konteks ini, pengelolaan data yang baik dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) menjadi dua pilar utama yang saling melengkapi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Acara dibuka oleh keynotes dari Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan) yang membuka wawasan peserta mengenai kerangka Data Management Body of Knowledge (DAMA-DMBOK) yang mencakup 11 area pengetahuan utama, yaitu 1. Data Governance 2. Data Architecture 3. Data Modeling & Design 4. Data Storage & Operations 5. Data Security 6. Data Integration & Interoperability 7. Documents & Content Management 8. Reference & Master Data 9. Data Warehousing & Business Intelligence 10. Metadata Management 11. Data Quality. Penerapan DAMA untuk Fasilitas Kesehatan antara lain

  1. Asesmen Kematangan Manajemen Data (DAMA Maturity Assessment)
  2. Meningkatkan Pelatihan dan Sertifikasi Talent di bidang Manajemen Data Kesehatan (mis CDMP)
  3. Menetapkan Struktur Tata Kelola Data yang jelas (peran Data Owner, Data Steward)

Alex Budiyanto yang merupakan Presiden DAMA Indonesia Jakarta, juga menekankan bahwa di tengah kompleksitas dan dinamika sistem kesehatan, Data Management sebagai disiplin ilmu yang komprehensif menjadi fondasi utama dalam memaksimalkan nilai strategis dari aset data organisasi kesehatan.

Dalam konteks sektor kesehatan, pengelolaan data memiliki peran yang sangat krusial. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas, kompleksitas, dan volume besar data medis, yang menuntut standar tinggi dalam hal keamanan, kualitas, dan integritas. Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang telah diamanatkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2022 menjadi tonggak penting dalam digitalisasi layanan kesehatan. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan untuk mengadopsi RME dan mengintegrasikannya dengan platform nasional SATUSEHAT, yang menjadi tulang punggung sistem informasi kesehatan Indonesia.

Lebih jauh, Artificial Intelligence (AI) telah membuka peluang besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan. Namun, keberhasilan implementasi AI sangat bergantung pada kualitas, kelengkapan, dan representativitas data yang digunakan sebagai data pelatihan (training data). Tanpa fondasi data management yang kuat, risiko bias, inakurasi, dan kegagalan generalisasi model AI terhadap populasi yang lebih luas akan meningkat.

Intel Coporation yang banyak orang tahu sebagai perusahaan processor terbesar di dunia, juga ikut andil dalam meningkatkan penggunaan AI di industri kesehatan dengan adanya inovasi AI yaitu meluncurkan OpenVINO™ IPEX-LLM. Fransiskus Leonardus (Enterprise Country Lead Indonesia INTEL) menyampaikan penggunaan AI Triage “Intelligent Medical Triage”, ada penggunaan AI untuk clinical transcription “Intelligent Transcription for Cnilical Documentation” dan multimodal AI assistant for Clinical Confidence “Multimodal Vision Assistant”.

Selanjutanya Julian Petrescu (Senior Business Development Manager Intersystem) menyampaikan bagaimana Generative AI akan bekerja di industry Kesehatan saat ini dan yang akan mendatang.

Pada dasarnaya tujuan spesifik dari seminar ini adalah mendorong implementasi kerja data Governance yang berbasis DAMA-DMBOK, mewujudkan standarisasi arsitektur data dan interoperabilitas, memperkuat keamanan data dan kepatuhan regulasi, mengoptimalkan manajemen kualitas data Kesehatan, mempercepat adopsi teknologi AI dalam Layanan Kesehatan, mengevaluasi studi kasus dan pengukuran dampak AI, mitigasi resiko dan implementasi AI yang Etis dan membangun kolaborasi ekosistem digital Kesehatan.

Sumber:

Share:

More Posts

Sebagai anggota dari Asosiasi Healthcare Indonesia (AHI), PT Quantum Infra Solusindo sebagai perusahaan pengembang aplikasi SIM-RS akan berjalan berdampingan dengan praktik-praktik terbaik di dunia Kesehatan. Pada Seminar Nasional Data Management dan Artificial Intelligence for Healthcare yang diselenggarakan oleh CIO Healthcare Indonesia,  menekankan bahwa pada Era transformasi digital di sektor kesehatan telah mengubah cara pengelolaan data dan pelayanan medis. Data kini menjadi aset strategis yang harus dikelola secara sistematis agar dapat mendukung inovasi dan pengambilan keputusan berbasis bukti. Dalam konteks ini, pengelolaan data yang baik dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) menjadi dua pilar utama yang saling melengkapi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Acara dibuka oleh keynotes dari Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan) yang membuka wawasan peserta mengenai kerangka Data Management Body of Knowledge (DAMA-DMBOK) yang mencakup 11 area pengetahuan utama, yaitu 1. Data Governance 2. Data Architecture 3. Data Modeling & Design 4. Data Storage & Operations 5. Data Security 6. Data Integration & Interoperability 7. Documents & Content Management 8. Reference & Master Data 9. Data Warehousing & Business Intelligence 10. Metadata Management 11. Data Quality. Penerapan DAMA untuk Fasilitas Kesehatan antara lain

  1. Asesmen Kematangan Manajemen Data (DAMA Maturity Assessment)
  2. Meningkatkan Pelatihan dan Sertifikasi Talent di bidang Manajemen Data Kesehatan (mis CDMP)
  3. Menetapkan Struktur Tata Kelola Data yang jelas (peran Data Owner, Data Steward)

Alex Budiyanto yang merupakan Presiden DAMA Indonesia Jakarta, juga menekankan bahwa di tengah kompleksitas dan dinamika sistem kesehatan, Data Management sebagai disiplin ilmu yang komprehensif menjadi fondasi utama dalam memaksimalkan nilai strategis dari aset data organisasi kesehatan.

Dalam konteks sektor kesehatan, pengelolaan data memiliki peran yang sangat krusial. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas, kompleksitas, dan volume besar data medis, yang menuntut standar tinggi dalam hal keamanan, kualitas, dan integritas. Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang telah diamanatkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2022 menjadi tonggak penting dalam digitalisasi layanan kesehatan. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan untuk mengadopsi RME dan mengintegrasikannya dengan platform nasional SATUSEHAT, yang menjadi tulang punggung sistem informasi kesehatan Indonesia.

Lebih jauh, Artificial Intelligence (AI) telah membuka peluang besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan. Namun, keberhasilan implementasi AI sangat bergantung pada kualitas, kelengkapan, dan representativitas data yang digunakan sebagai data pelatihan (training data). Tanpa fondasi data management yang kuat, risiko bias, inakurasi, dan kegagalan generalisasi model AI terhadap populasi yang lebih luas akan meningkat.

Intel Coporation yang banyak orang tahu sebagai perusahaan processor terbesar di dunia, juga ikut andil dalam meningkatkan penggunaan AI di industri kesehatan dengan adanya inovasi AI yaitu meluncurkan OpenVINO™ IPEX-LLM. Fransiskus Leonardus (Enterprise Country Lead Indonesia INTEL) menyampaikan penggunaan AI Triage “Intelligent Medical Triage”, ada penggunaan AI untuk clinical transcription “Intelligent Transcription for Cnilical Documentation” dan multimodal AI assistant for Clinical Confidence “Multimodal Vision Assistant”.

Selanjutanya Julian Petrescu (Senior Business Development Manager Intersystem) menyampaikan bagaimana Generative AI akan bekerja di industry Kesehatan saat ini dan yang akan mendatang.

Pada dasarnaya tujuan spesifik dari seminar ini adalah mendorong implementasi kerja data Governance yang berbasis DAMA-DMBOK, mewujudkan standarisasi arsitektur data dan interoperabilitas, memperkuat keamanan data dan kepatuhan regulasi, mengoptimalkan manajemen kualitas data Kesehatan, mempercepat adopsi teknologi AI dalam Layanan Kesehatan, mengevaluasi studi kasus dan pengukuran dampak AI, mitigasi resiko dan implementasi AI yang Etis dan membangun kolaborasi ekosistem digital Kesehatan.

Sumber: